Jangan Pergi Ketika Jatuh Cinta, Nanti Bisa Terluka! Love story for you
Daftar Isi
Cerita cinta remaja bikin greget
Cerlians - Suara ketukan pintu kamar terdengar begitu keras membangunkan tidur nyenyak siang yang cerah, suara terus mengusik tanpa henti. Hingga dibukanya pintu kamar yang tadinya masih tertutup rapat.
“Dasar kebo masih saja tidur jam segini enggak malu sama ayam!. Buruan bangun,” teriak Elin membuka gorden membuat cahaya matahari menembus jendela
Tidak ada jawaban dari Nino, melainkan menutupi kepalanya menggunakan bantal kesayangannya itu. Ditariknya dengan kasar selimut berwarna hitam putih dari tubuh Nino.
“Bisa enggak sih, enggak usah ganggu tidur nyenyakku!” tegasnya dalam suara samar dari balik bantal
Menyengir bibir kuda, “ Bisa enggak sih, bangun cepat. Kamu sudah janji bakal bantu aku buruan bangun!” teriak Elin tepat di telinga Nino, seketika langsung bangun dari tidurnya yang diganggu
“Bawel banget.” Nino berlalu pergi masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Elin yang masih sebal dengannya
Sudah sejak dulu Elin suka mengganggu setiap tidur nyenyak temannya ini, apalagi lihat ekspresi mengambek Nino membuatnya semakin puas. Sudah tidak heran kalau habis tidur tidak pernah merapikan ranjangnya, selalu menjengkelkan bukan!
Diambilnya seikat lidi berukuran kecil dibalik pintu kamar, dengan cepat Elin merapikan ranjang itu ke bentuk semula. Hawa hangat luar bergantian memasuki area kamar, menghilangkan bau rokok dari dalam kamar.
“Sudah aku bilang kalau mau merokok jangan dalam kamar bau kan jadinya!” melihat Nino keluar dari kamar mandi
“Gue lupa,” jawab Nino tanpa bersalah, di sisirnya rambut berantakannya. Mengambil parfum di dalam laci mejanya
“Potong rambut sudah panjang juga masih saja dirawat, tante pulang bakal kena marah!” cerocos bawel mulut Elin melihat rambut Nino mulai panjang
“Nanti kalau mama pulang aku potong, lagian mama masih sibuk masa bisnisnya. Kalau tetap cerewet enggak bakal aku bantu dekat sama Bisma baru tahu rasa!” ancamnya membuat Elin langsung terdiam dan memohon agar Nino mau membantunya dekat dengan pujaan hati
Rayu, “ Jangan begitulah... Aku minta maaf, nanti aku traktir makan deh?”
“Oke”
Tepat di Kampus...
“Sekarang bawakan minum ini buat Bisma, biar dikira perhatian sama dia!” menyerahkan minuman kemasan
“Oke. Doa in berhasil ya!” Elin berjalan memasuki area lapangan basket tempat Bisma selesai olahraga
Diserahkannya minuman itu pada Bisma yang tidak menyadari kehadiran sebelumnya. “ Ini buat kamu!”
“Makasih” Bisma tersenyum menerima, “ Duduk, Elin!”
“Oh iya bentar!” Elin mengambil tisu di dalam tasnya dan menyekap keringat di kening dan pelipis mata Bisma
Seketika Bisma mengelap keringatnya bersamaan memegang tangan Elin, keduanya saling memandang satu sama lain. Cukup lama saling memandang hingga kehadiran bola basket yang hampir mengenai muka Elin, untung saja Bisma cepat melindungi dengan mengorbankan punggungnya terkena bola.
“Sorry Bisma, aku enggak sengaja” ucap temannya meminta maaf
“Oke, lain kali hati-hati!”
“Kamu enggak papa?”
“Enggak kok” kembali duduk ke tempat semula, “Kamu sudah makan?” tanyanya
“Belum”. Bisma bangkit dari duduk mengajak Elin untuk ke kantin
Pesanan kami datang. “ Oh iya, aku punya sesuatu untuk kamu!” mengambil dalam tasnya
“Makasih, Bisma,” menerima pemberian coklat, walaupun Elin tidak begitu suka dengan coklat karena yang memberikan Bisma membuat hati Elin berbunga-bunga.
Baca Juga:
• Korban Playboy Cap Kadal, Cerpen Remaja Romantis Terbaru
• Maafkan Aku, Sejuta Cerita Cinta Mama Muda
Terlihat Nino yang sedang melihat kami dari kejauhan dengan berpura-pura membeli di kantin padahal sebelum berangkat sarapan dulu. Sesekali mencari celah mengontrol matanya melihat sekeliling memastikan aman.“Lagi apa sih tuh anak?” gumam Elin melihat Nino yang dari tadi memata-matainya
Melihat Elin yang sedang fokus pada keramaian siswa memesan bakso, “ Kenapa?”
“Enggak kok,” jawab Elin beralih melihat Bisma yang sedang memperhatikannya
“Cewek itu suka coklat ya?”
“Tergantung juga sih kalau menurut aku, tapi rata-rata cewek memang suka yang manis-manis” dengan nada santai, sesekali melihat Nino yang membuatnya sebal
“Oh begitu ya!. Kamu suka sama coklat yang aku kasih?” terlintas senyuman yang bikin Elin grogi
“Suka banget.”
"Kalau nonton suka?” tanyanya lagi
“Suka apalagi ceritanya romantis” Elin merasa senang dengan pertanyaan Bisma, beranggapan kalau Bisma akan mengajaknya nonton bioskop
“Maaf.” Bisma mengelap bekas makanan yang ada di bibir Elin. Membuat Elin tersipu malu
Keduanya kembali saling menatap satu sama lain. Hingga Elin memalingkan wajahnya dari tatapan itu. Kedua saling canggung akan situasi baru saja terjadi.
“Nanti malam kamu mau enggak nonton, kalau enggak mau ya enggak masalah sih!”
“Mau,” jawab Elin cepat membuat Bisma tersenyum.
“Nanti malam kamu aku jemput ya!”
“Iya, kalau begitu aku pergi dulu ada kelas.” Elin bahagia mendengar ajakan nonton nanti malam apalagi dengan Bisma cowok idola kampus
“ Iya”
Nonton Bioskop...
Hati ini amat sangat bahagia bisa jalan berdua dengannya, karena sebelumnya hanya bisa mengharap dan melihatnya dalam diam. Baru dua minggu menjalani perintah yang dikatakan oleh Nino, memang benar menghasilkan sarannya.
Semenjak saran itu, Elin semakin dekat dengan Bisma cowok paling populer di kampus dan menjadi idola banyak cewek cantik. Namun, dirinya tidak begitu mudah ditaklukkan begitu saja. Bahkan cewek paling terkenal di kampus tidak bisa mendapatkan hatinya.
Malam ini bioskop begitu ramai dikunjungi banyak sepasang kekasih yang tidak jauh beda dari umur kami, mereka begitu fokus dengan cerita yang dibawakan oleh aktor dan artis Indonesia.
Kecantikan dan ketampanannya tidak usah diragukan lagi, terkenal akan potensi pembawaan peran tokoh yang begitu kuat dan membuat terbawa perasaan setiap adegannya.
Elin serasa dibawa ke dalam cerita cinta itu, merasakan semua yang terjadi dalam adegannya, hatinya ikut serta merasakan akan sebuah cinta yang tulus dan saling menjaga perasaan satu sama lain. Merasakan apa yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, namun nyatanya hanya sekedar film fiksi dalam khayalan pikiran.
“Makasih sudah mengajak nonton” berjalan di area mall
“Aku yang harusnya terima kasih sama kamu sudah mau temani aku!. Kamu sering nonton di bioskop?”
“Beberapa kali saja sih, kalau lagi ada waktu luang sambil refreshing”
“Maaf sayang aku baru datang, maaf ya!” ucap seorang cewek menghampiri kami yang sedang duduk santai di dalam mall
“Iya sayang aku paham kok, oh iya kenalkan teman aku Elin” Wajah Bisma terlihat bahagia dengan kehadiran cewek cantik itu
“Ranti,” ucap cewek itu tersenyum melihat Elin dalam keheranan
“Ini pacar aku, harusnya tadi kita nonton bertiga cuma pacar aku lagi ada kepentingan jadi enggak bisa ikut nonton bareng!” jelas Bisma tanpa bersalah
Elin terdiam tanpa suara, matanya mulai berkaca-kaca mendengar penjelasan Bisma soal dirinya telah memiliki pacar. Lalu untuk apa semua perhatian dan waktu yang selama ini diberikannya. Saat hati telah berharap lebih dari sekedar teman harus menerima kekecewaan melihatnya tidak membalas perasaan itu.
Sakit!. Hati ini begitu hancur menelan kepahitan tentang rasa cinta yang telah lama dipendam hanya bisa menahan semua rasa kecewa sendiri, melihat mereka saling menatap satu sama lain. Mereka bahagia, tapi hati Elin sangat terluka. Tidak bisa melihat semua kenyataan ini, apa boleh buat jika takdir berkata lain.
“Makasih atas semua waktu dan perhatian yang telah kamu berikan. Aku terlalu berharap lebih tentang semua, hingga aku lupa akan perasaan yang telah membuatku terluka!” mencoba tegar, meski harus menutupi terluka dengan sandiwara kuat menerima kenyataan
Elin pergi meninggalkan mereka. Entah apa yang akan dilakukannya dengan hati terluka ini, air mata tidak bisa dibendungnya lagi. Tumpah deras membasahi pipinya tanpa henti akan situasi keramaian melihat jalannya lepas tanpa arah. Datanglah Nino menghampirinya, menatap lekat dalam rasa sembunyi di hatinya.
Elin serasa dibawa ke dalam cerita cinta itu, merasakan semua yang terjadi dalam adegannya, hatinya ikut serta merasakan akan sebuah cinta yang tulus dan saling menjaga perasaan satu sama lain. Merasakan apa yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, namun nyatanya hanya sekedar film fiksi dalam khayalan pikiran.
“Makasih sudah mengajak nonton” berjalan di area mall
“Aku yang harusnya terima kasih sama kamu sudah mau temani aku!. Kamu sering nonton di bioskop?”
“Beberapa kali saja sih, kalau lagi ada waktu luang sambil refreshing”
“Maaf sayang aku baru datang, maaf ya!” ucap seorang cewek menghampiri kami yang sedang duduk santai di dalam mall
“Iya sayang aku paham kok, oh iya kenalkan teman aku Elin” Wajah Bisma terlihat bahagia dengan kehadiran cewek cantik itu
“Ranti,” ucap cewek itu tersenyum melihat Elin dalam keheranan
“Ini pacar aku, harusnya tadi kita nonton bertiga cuma pacar aku lagi ada kepentingan jadi enggak bisa ikut nonton bareng!” jelas Bisma tanpa bersalah
Elin terdiam tanpa suara, matanya mulai berkaca-kaca mendengar penjelasan Bisma soal dirinya telah memiliki pacar. Lalu untuk apa semua perhatian dan waktu yang selama ini diberikannya. Saat hati telah berharap lebih dari sekedar teman harus menerima kekecewaan melihatnya tidak membalas perasaan itu.
Sakit!. Hati ini begitu hancur menelan kepahitan tentang rasa cinta yang telah lama dipendam hanya bisa menahan semua rasa kecewa sendiri, melihat mereka saling menatap satu sama lain. Mereka bahagia, tapi hati Elin sangat terluka. Tidak bisa melihat semua kenyataan ini, apa boleh buat jika takdir berkata lain.
“Makasih atas semua waktu dan perhatian yang telah kamu berikan. Aku terlalu berharap lebih tentang semua, hingga aku lupa akan perasaan yang telah membuatku terluka!” mencoba tegar, meski harus menutupi terluka dengan sandiwara kuat menerima kenyataan
Elin pergi meninggalkan mereka. Entah apa yang akan dilakukannya dengan hati terluka ini, air mata tidak bisa dibendungnya lagi. Tumpah deras membasahi pipinya tanpa henti akan situasi keramaian melihat jalannya lepas tanpa arah. Datanglah Nino menghampirinya, menatap lekat dalam rasa sembunyi di hatinya.
Baca Juga;
• Hargai Sebelum Pergi, Cerpen Sejuta Cerita Cinta Mama Muda
• Terlambat Sudah, Sejuta Cinta Mama Muda
• Terlambat Sudah, Sejuta Cinta Mama Muda
“Nino,” tersedu-sedu, “Bisma jahat, Bisma jahat. Ternyata dia sudah punya cewek!”
“Sabar ya!, Ada hal yang harus aku bicarakan sama kamu, tentang semua yang telah lama aku sembunyikan dari kamu. Aku sayang sama kamu, Lin!” memberanikan dirinya
Sebelum Elin menjawab, Nino melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan Elin yang masih terdiam melihat kepergiannya. Perasaan ini lebih sakit dari tadi, sakit melihat teman terbaiknya pergi tanpa mendengar terlebih dahulu jawaban dari ucapannya.
“Aku mohon jangan pergi dari hidupku, aku enggak bisa jauh dari kamu. Nino stop, dengarkan aku dulu!” menghentikan langkahnya
“Sekiranya aku sudah menyatakan tentang apa yang aku rasakan ke kamu. Aku enggak bisa terus berharap lebih dari itu dan aku enggak bisa lagi ada di sampingnya kamu. Maaf” tanpa memalingkan badannya
Elin berlari memeluk Nino dari belakang, mata masih tertutup rapat merasakan detakan jantung menembus punggung dengan amat sangat. Merasakan detakan jantung begitu dekat tidak seperti biasanya, rasa itu jauh lebih beda dan tidak bisa dijelaskan.
“Aku sayang sama kamu dan aku mohon jangan tinggalkan aku, maaf selama ini aku enggak sadar dengan perasaan ini. Tapi saat kamu pergi aku enggak bisa .....” Elin tidak bisa menjelaskan isi hatinya, kata-kata dalam bibirnya terbungkam
Kadang diri kita tidak sadar siapa pemilik hati yang sebenarnya, terlalu mengejar orang yang diinginkan bukan dibutuhkan. Hingga rasa kehilangan menyadarkan keterlambatan soal perasaan.
Jika mencintai seseorang jangan terlalu lama menunda mengungkapkan isi hati yang sebenarnya. Apa pun jawaban dari perasaan itu, semua akan menjadi terbaik meski harus terluka terlebih dahulu. Cinta akan jatuh pada waktu dan hati yang tepat untuk siapa.
The End
Judul : Belum Terlambat
Titimangsa : Jawa Timur, 10 Maret 2021
🤩Sampai jumpa di cerpen berikutnya 🤩
Post a Comment for "Jangan Pergi Ketika Jatuh Cinta, Nanti Bisa Terluka! Love story for you"