Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Gumpalan Asmara Tersayat, Cerita Cinta Romance Yang Bisa Merubah Mood!

 Cerpen Remaja yang Mengharu Biru 



Cerlians -  Mengambil peran sebagai saksi ucapan dan janji akan cinta tengah bersemi di siang hari, layaknya saksi mengamati, akan hal penting dalam kehidupan sebuah hubungan cinta antara dua insan saling mencintai dan berjanji untuk tidak saling menyakiti.

Aku bernama Dewa seorang mahasiswa. Ada semangat mengepul jelas dalam hati kala berusaha mengambil hati seseorang dalam cinta diam ini. Kini aku mulai memberanikan diri.

Genggaman tangan erat, “ Aku mencintaimu, izinkan aku selalu hadir dalam hati dan hari-harimu, aku akan selalu mencintaimu dan akan membuatmu bahagia” mencoba mengambil hati seorang gadis cantik yang selama ini kucintai dalam diam

Ada rasa ragu dan gugup saat kata-kata mulai terlontar dalam hati, spontan diambil peran oleh bibir gemetaran ini.

Rasa takut di tolak akan cinta sudah lebih dulu mengambil keberanian, telah lama ada dalam niat untuk mengutarakan isi hati, kini tak peduli lagi, apapun yang terjadi harus kuterima.

Gadis bermata sempit, cepat menelan kata-kata cinta. Rasa berbeda dalam dengar kala sedang diam, lain mata masih menatap akan jawaban dalam suara dan hati berbicara. raga ini tengah duduk di sampingnya.

 Dalam hati juga saling cinta dalam diam, akhirnya kata-kata bisa diterimanya hari ini. Terlihat rasa bahagia dari balik wajah imutnya.

“Aku juga mencintaimu” jawab Intan malu, lalu memilih menundukkan kepalanya tanpa kembali menatap peminta jawaban akan rasa sesungguhnya

Tanpa ada penolakan, pipi chubby telah kupegang dengan penuh cinta. “Tatap mataku, kalau kamu memang mencintaiku” pintaku bersama jurus seribu senyuman manis jadi andalan...mata penuh rasa

Entahlah, bola mata dan wajahnya bersepakat menunduk terpejam dalam pikiran tidak karuan, detakan jatuh tak lagi mau bersahabat. Intan tetap menunduk tanpa tujuan, entah apa yang sedang bersemayam dalam benaknya.

Terlihat dirinya tengah mengambil alunan udara tak kasat mata, bersamaan dengan mata mulai terbuka pelan.

Tanpa rasa ragu malu. Kupeluk erat tubuh mungilnya dengan dekapan hangat, tanpa ada penolakan akan pelukan diterimanya. Dada ini merasakan akan detakan jantung kencang menembus kaos polos yang kukenakan.

“Akhirnya aku bisa mengungkapkan, atas sekian lama aku memendam rasa ini” saling bahagia, “Aku enggak akan bikin kamu terluka, aku akan selalu menjaga kamu dan cinta kita berdua. Terimakasih, kamu udah mau jadi pacar aku” pelukan bahagia itu semakin hangat dan nyaman

“Aku senang bisa lebih dekat sama kamu, aku janji akan selalu setia dan menemani kamu. Aku enggak akan menyia-nyiakan cinta tulus kamu, aku sayang kamu!”

Suara kicauan burung di atas atap ikut menjadi saksi pula, dia mendengarkan semuanya rasa untuk saling setia tertanam dalam benaknya. Kicauan terus berbunyi tanda akan ikut bahagia, lalu pergi entah kemana.

“Gimana kalau kita sekarang jalan-jalan!” ajakku selepas pelukan itu berakhir, “Ke manapun kamu mau akan akan aku antar!” membenarkan tatanan rambut panjang Intan yang tak beraturan, hembusan angin penyebabnya!

Membenarkan rambut, “Berantakan ya?” sorotan matanya membuat hati semakin terpana

“Enggak kok, ya udah yuk!”

 “Aku malu!”

“Udah” kupegang lembut tangan mungil

“Kamu udah makan?” tanyaku memastikan 

“Belum” suara lembut dalam malu

 Restoran...

Seperti sering dilakukan oleh cowok sedang di mabuk kasmaran, menarik kursi untuk kekasih tercintanya, dengan imbalan senyuman manis membuat hati semakin berdebar tak karuan lagi.

Tatapan mata terlihat indah, bulu mata lentik menjadi pemanis dalam senyumannya. Benar, jurus jitu itu berhasil kulakukan.

“Kamu mau yang mana?” memperlihatkan buku menu yang baru saja diberikan, tatapan malu-malu dari Intan membuatku ikut tersipu malu

“Aku mau chicken steak saus enoki dan orange jus”

“sayap ayam lada hitam minumnya disamakan aja”

Setelah itu pelayan pergi meninggalkan kami... saling menatap tanpa suara satu sama lain, seketika suasana terasa sunyi, tanpa menghiraukan keramaian dibalik restoran semakin malam semakin banyak pengunjung mulai berdatangan.

Rasa canggung antara kami berdua membuat beberapa orang memperhatikan, walaupun hanya sebentar, iringan musik keroncong menghibur hati kala bahagia, alunan musik dan lagu yang seirama akan hati ini yang tengah bahagia dalam malu, saat harus dekat dengannya.

Rindu...


Hati ini tengah rindu pada gadis cantik siang tadi, wajahnya masih melekat sempurna membayangi setiap detik dikala sedang memikirkan hal lain.

Masih menjadi wujud nyata seperti di depan mata, walaupun sebenarnya tak ada di dekatku. Aku masih rindu akan kehadirannya, tapi waktu yang memiliki untuk pergi sementara.

Suara dering ponsel membangunkan ku dalam lamunan malam di bawah indahnya bintang. Yang tengah setia mendengarkan keluh kesah selama ini.

“Hai, tumben belum tidur... Lagi mikirin aku ya?” tanyanya dalam sepucuk ketikkan singkat

Jawabku, “Kok tau, emang enggak boleh ya?”

Aku dibuatnya baper akan chat singkat darinya. 

“Boleh telpon?” jawabnya

Sebelum di jawab pesannya, suara dering panggilan lebih mendahului, membuatku gugup, sesekali membenarkan suara yang cocok saat berbicara lewat telepon.

“Kok diam aja sih?”

“Bingung mau ngomong apa!” jelasku gugup

“Harusnya tuh yang gugup aku bukan kamu!”

“Besok sore kamu bisa antar aku enggak, soalnya sopir papa lagi libur kerja. Ada buku yang harus aku beli, kalau enggak bisa enggak masalah kok” pintanya ragu

“Iya aku antar, kamu mau kemana aja pasti aku antar. Aku kan udah janji akan menjaga dan selalu bersama kamu”

“Gombal”

“Kok gombal, aku beneran!”

“Udah malam, kamu tidur gih! Jangan tidur terlalu malam enggak bagus buat kesehatan” pintanya

“Siap”

Terdengar tawa, membuat Intan ikut tertawa juga dibuatnya. “Selamat malam sayang”

“Selamat malam juga sayang” jawabku

Setiap hari tidak pernah lupa untuk saling kabar satu sama lain, saling mengingatkan dalam segala hal. Setiap malam minggu keluar, walaupun hanya sekedar jalan-jalan dan nongkrong, tapi itu sudah cukup bahagia. Saling berjuang untuk masa depan masing-masing, menyemangati dikala ada yang sedang terpuruk, bahagia saling mengerti.

Tidak begitu terasa hari-hari terlewati bersama, berbeda pendapat sering menjadi pertengkaran, dengan berakhir saling meminta maaf. Tidak ada orang ketiga dalam hubungan cinta ini, semua berjalan semestinya.

Bertemu...

“Apa ini enggak terlalu cepat ya?, Kita pacaran juga masih baru...” tanyaku

“Lebih cepat lebih baik”

“Tapi aku grogi tau”

“Kan ada aku!, bentar lagi kita sampai, orang tuaku pasti senang deh kamu datang” berhenti di sebuah rumah dengan halaman yang luas

Hijaunya tanaman menghiasi sekeliling rumah mewah bergaya minimalis, dengan warna chat putih bersih memberikan kesan nyaman. Kicauan burung dalam sangkar serasa menyambut hangat kehadiran siapa pun!

“Ma, kenalin ini pacar Intan”

“Dewa, senang bisa bertemu Tante”

“Panggil aja mama Diana, bakal jadi calon mantu nih” membuatku malu akan ucapan itu

Kenapa?

Ternyata rasa cinta ini tak bisa bertahan lama, hanya bertahan dalam hitungan bulan tanpa disadari sudah mengalami rasa yang jauh berbeda.

Rasa itu sakit! hati terasa dicabik-cabik tanpa rasa ampun dalam sekejap. Dengan hati penuh amarah dan tulang terasa remuk dibuatnya. Apa yang salah?

Tak kuat lagi menahan lara dalam gumpalan amarah, saat tau Intan sedang dalam sebuah butik menggandeng tangan laki-laki. Terlihat wajah bahagia di keduanya, ingin segera aku melabraknya. Aku menahan!

Tak kuat lagi menahan amarah ini! ku berjalan menuju sebuah butik itu, “ Intan”

Seketika Intan melihatku dengan tatapan kaget, laki-laki itu penuh tanya akan keberadaanku. “ Emmmmm” Intan kebingungan dalam keadaan

“Lho siapa?” tanyaku pada laki-laki yang sedang melihat Intan mengenakan baju pengantin

Sorotan mata itu menatapku tajam, “Gue calon suami Intan, lho sendiri siapa?” tanyanya balik, “Kalian saling kenal?”

“Gue pacarnya!” jawabku

“Pacar?” laki-laki seketika melihat Intan terdiam di sampingnya, rasa takut menutupi wajah cantiknya

“Aku...aku...bisa jelasin sayang!” terbata-bata

“Sayang?, Intan maksudnya ini apa?, kamu mau menikah?” tanyaku menahan semua rasa sakit

“Kenapa diam aja?” tanya laki-laki itu dengan nada marah melihat Intan yang tak bisa berkutik lagi akan situasi

“Jawab jangan diam aja?” bentaknya

“Aku mohon dengerin aku...! meraih tangan selingkuhannya, namun laki-laki menepis dengan kasar

Air mata pecah, butiran kristal putih mengalir lepas membasahi sapuan makeup tipis. “Dengerin aku dulu!” merengek-rengek, namun tetap tak dipedulikan

“Sekarang kamu pilih aku apa dia?” Tegas laki-laki itu membuat Intan semakin menangis tanpa henti

Dengan menghembuskan pelan, “Aku memilih kamu untuk menjadi istri kamu, dan kamu Dewa!, maaf hubungan kita sampai disini aja. Aku harap kamu bisa menerima semua keputusanku”

Dengan cepat aku memalingkan wajah fokus menatap Intan, tak menyangka atas keputusan yang dibuatnya. Mengapa ini terjadi?. Lalu untuk apa semua janji yang telah diucapkannya?, Apa hanya sekedar membuat rasa cinta lalu ditinggalkan dengan sengaja?

“Aku enggak nyangka kamu bisa melakukan ini semua! aku pikir kamu memang setia akan cinta kita berdua. Ternyata aku salah!, Aku harap kamu bisa bahagia dengannya . Makasih atas waktu dan luka yang kamu berikan” tanpa jawaban, kupergi meninggalkan mereka.

Hati ini sangat hancur- runtuh tak bersisa utuh. Kala cinta untuk saling menjaga kata setia malah hilang sirna dalam gelapnya malam. Seketika butiran besar menghantam cepat membasahi jalanan kota bersama linangan air mata.

Tak terasa pipi basah dengan cairan bening menyembunyikan tangisan hati, hujan semakin deras membasahi seluruh tubuhku tak bersisa.

Lebih baik jangan terlalu percaya akan sebuah janji, jika kamu belum siap menerima sakit hati. Karena sebuah hubungan bukan mencintai diri sendiri, melainkan menyatukan kedua hati yang berjanji untuk saling mencintai.

Judul : Gumpalan Asmara Tersayat
Titimangsa : Jawa Timur, 13 Maret 2021

🤩Sampai jumpa di cerpen berikutnya 🤩

lianasari993
lianasari993 lianasari993 merupakan nama pena, kerap kali di panggil Lian. Lahir dan Besar di Jawa Timur. Membaca bagian dari hobi yang tidak bisa ditinggal hingga memutuskan untuk menulis sampai sekarang.

Post a Comment for "Gumpalan Asmara Tersayat, Cerita Cinta Romance Yang Bisa Merubah Mood!"