Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Cerita Dibalik Asmara Rahasia Selingkuh Sekedar Coba-coba!

Cerpen Luka Oleh Pengkhianatan Terbaru


Cerlians - Hati teramat bahagia telah menginjakkan kaki pada tanah air tercinta, taksi bandara sebagai tanda bahwa aku telah pulang dari Amerika. Harus menyelesaikan kuliah dengan rasa tidak karuan, saat harus menahan rindu hubungan jarak jauh dengan pacarku, Fero. Dia yang selama ini memberikan semangat, selalu sabar menunggu dan kini waktu akan mempertemukan.

Ya, tepat di hari spesial kepulangan ku, hadir untuk memberi kabar bahagia juga kejutan ulang tahun untuknya. Taksi bandara berhenti pada sebuah toko kue pada pinggiran jalan raya, aku melangkahkan kaki menghampiri tempat menarik itu hanya beberapa langkah.

Berjalan mengamati sekeliling tampak cantik dan menarik, setiap kue yang dipajang pada kata setiap sudut. Langkahku terhenti pada sebuah kue berukuran sedang berwarna coklat muda, berhias cream putih dan coklat beku menghiasi bagian atas hingga menetas. Walau sudah membeku, namun itu cukup membuat aku memutuskan membelinya.

Senyuman tipis tampak pada wajahku, saat melihat seorang kasir memberikan kue tersebut pada sebuah wadah kardus berwarna putih bersih berhias pita.

Kembali aku hampiri taksi yang sudah menanti sejak tadi, senyuman ramah membersihkan masuk menuju tempat selanjutnya. Masih dalam dekapan, aku menjaga dengan sepenuh hati agar tetap berada di posisinya. Walau tahu, tidak akan ada gesekan kue pada bagian dalam kardus.

Perjalanan mobil terasa lebih lama, apa mungkin itu perasaanku yang telah lama menahan rindu ingin bertemu? Tetap saja, aku ingin cepat sampai untuk melepas segala perasaan yang sudah lama terbendung.

Hingga sampailah pada sebuah pelataran kafe di mana tujuan berada. Kembali senyuman hangat tampak jelas, mengingat kalau ini adalah impian Fero yang sedari dulu diucapkan, memiliki kafe sendiri bernuansa klasik. Terparkir rapi kendaraan pada pojok kafe, walaupun hanya beberapa.

Tanaman dekat pintu masuk mengingatkan aku, tentang hadiah yang dulu pernah aku berikan. Agar suatu saat nanti bisa berada di kafe miliknya, ternyata telah tumbuh dengan baik. Pintu memang selalu tertutup untuk menjaga kestabilan kondisi suara dari dalam dan luar.

Dengan lengan tangan sebelah kiri aku mendorong pintu terbuat dari kaca tersebut, lagu Indie menghiasi ruangan dengan cahaya lampu yang dibiarkan menyala setengah. Langkahku terhenti saat seseorang datang menghampiri, sembari membawa kotak tisu sudah habis.

“Nayla....” ucap teman sekaligus pegawai di kafe ini. Tampak raut gugup terpasang jelas di wajahnya, seperti berusaha untuk terlihat tenang melihat aku sudah berada di depannya.

“Hai...." sapaku ramah padanya "Fero mana?”

“Eeee....Fero....Fero.....” ucapnya terbata-bata mengalihkan pandangan, memutar bola mata lalu kembali tertuju pada suaraku.

“Lho kenapa sih? Fero mana?” aku keheranan dengan gerak-gerik dan ucapannya yang seperti menyembunyikan sesuatu.

“Fero......”

Tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendengar jawaban, langkah kaki ini kembali berjalan masuk ke dalam ruangan yang biasanya dipakai Fero untuk bersantai. Meski harus menghiraukan setiap ucapan yang berusaha menahan, supaya tidak menuju ruangan itu.

“Nayla tunggu!” Teriaknya lagi yang masih bingung dengan kehadiran pelanggan sedang memesan atau mengejarku.

Amarah perselingkuhan

Pintu berwarna putih tertutup rapat, namun aku dapat mendengar ada suara wanita dari dalam sana. Jelas-jelas langsung menumbuhkan kecurigaan dalam benak, siapa wanita yang ada di dalam ruangan Fero?

Aku menggeser posisi kue pada sebelah kiri, agar tangan kanan bisa membuka pintu lebih mudah. Semakin ramai dengan tawa bahagia dari dalam ruangan, aku emosi. Betapa terkejutnya aku melihat Feri dan wanita itu sedang duduk bersebelahan, dan yang membuat semakin emosi. Fero meletakkan tangannya di bahu wanita itu sambil menikmati kebersamaan mereka berdua. 

Tubuh seketika mematung, terkejut ketika melihat kejadian langsung di saat hari yang dinantikan selama ini. Kue yang sebelumnya aku pegang dengan sangat berhati-hati, kini telah terjatuh ke lantai tidak dipedulikan lagi. Rasa sesak kian semakin menerjang kuat, mulut seakan kehilangan ucapan.

"Nayla" ucap Fero ketika mengetahui kekasihnya telah berada di ambang pintu dengan nanar menatap tajam, "Nay...."

Berjalan menghampiri, seperti menepis sejak wanita yang berusaha untuk menahan tubuhnya beranjak. "Nayla, kamu....."

Netra menatap penuh emosi yang ingin meluap segera, tidak habis pikir dengan perbuatannya. Apa selama ini Fero selalu begitu tanpa sepengetahuanku?

Sungguh, aku sudah kecewa, sangat marah atas perlakuannya padaku. Padahal hampir setiap saat menyempatkan waktu berkabar, sering berbicara tentang masa depan bersama. Lalu apa maksud dengan semua yang sekarang terjadi, tidak dapat dimaafkan begitu saja.

“Dasar cowok brengsek” teriakku memukulkan tas tenteng cukup keras mengenai wajahnya, tidak hanya itu pukulan tangan mengepal berhasil membuatnya terkejut.

Fero menahan rasa sakit, seraya berusaha untuk menggapai tanganku untuk meminta menenangkan diri. Namun justru aku tepis tangan itu dengan cepat, aku masih marah atas perlakuan yang aku lihat secara langsung ini.

Wanita yang duduk di sofa itu seketika beranjak, hanya melihat dari posisinya. Tampak risau saat melihat Fero memilih untuk tidak lagi mendekat, melainkan berusaha menahan rasa sakit pada bagian wajahnya.

“Dia siapa?” aku bertanya perlahan mendekati wanita yang berusaha menahan menahan rasa gugup, kuberikan senyuman agar tidak terlalu menakuti.

Tampak wanita itu terlihat lebih tenang dengan perubahan drastis pada tubuhnya, aku yang melihat itu seakan tertarik untuk menghampiri lebih dekat. Namun, Fero menahan dengan memegang tanganku lebih erat, untuk tidak menghampiri wanitanya.

Tanpa perlu lama-lama, kembali aku menepis tangan itu. Seraya memberi sorotan mata tajam, agar tidak menggangu. "Kenapa, enggak suka aku datang?"

“Sejak kapan kamu berani kasar sama aku?” tegur Fero mencoba untuk kembali memulai obrolan, di saat situasi sedang memanas.

“Sejak kamu berani main gila sama wanita itu?" Aku bertanya balik sambil melihat wanita itu sesaat.

“Dasar cewek gila” Wanita itu beranjak dari duduknya malah melontarkan julukan yang baru saja aku berikan.

Aku tersenyum sambil menghela nafas, “Yang gila gue apa elo? Sudah tahu Fero punya pacar masih saja di dekati. Oh... elo enggak laku ya? Sampai-sampai Fero elo ambil?”

“Lagian cowok elo juga mau sama gue” jawab wanita itu dengan sangat ringan.

“Sudah jangan berantem malu dilihat orang!” Fero mencoba menghentikan pertengkaran.

“Brengsek banget.....” pukulan keras mengenai perut Fero, tanpa menunggu lama pukulan kembali mengenai kedua pipi secara bergantian.

“Kenapa tidur-tiduran di lantai?” ucapku tersenyum puas, “Berdiri!”

“Nayla aku bisa jelasin, dengarkan aku dulu!” Fero berusaha bangkit meski tubuhnya terasa remuk.

Perkelahian dari dalam ruangan cukup menyita perhatian dari luar tempat kafe berada, samar-samar obrolan itu masih terdengar. Tentang pertanyaan yang sedang terjadi sekarang, hanya saja penjaga kafe sekedar bilang tidak perlu dihiraukan.

Suasana Semakin Heboh, Kamu Mau Apa?

Tiba-tiba pegawai sekaligus teman Fero datang untuk menegur, namun keberadaannya dibungkam seketika melihat wajahku sudah menyadari kedatangannya, "Apa?"

“A.....aaa......” mulutnya menganga, “ Enggak jadi, Nay!” ucapnya pergi keluar restoran takut kena juga.

Wanita itu berjalan keluar semakin dekat tepat di depan mata, “Sekarang kamu pilih mana aku apa cewek gila ini?” tanya wanita itu.

“Elo ngomong apa barusan?” bentakku tidak terima dengan sebutan itu.

“Nay, aku sayang banget sama kamu. Aku sama dia, karena aku lagi butuh hiburan saja, kamu jangan salah paham” Fero masih berusaha mengambil hatiku, sebab takut kalau ini tersebar di keluarga besar.

“Hiburan?, Kita minggu depan akan tunangan kamu bilang aku sebagai hiburan”pertegas wanita itu dengan kecewa, saat tahu jawaban terlontar dari mulut Fero atas dirinya.

“Waww, hebat ya bisa mainin hati cewek dengan gampang”

Aku berjalan pergi dengan menahan rasa kecewa yang teramat dalam, atas pengkhianatan selama ini. Padahal sudah berencana untuk tunangan sebentar lagi setelah sampai, namun rencana harus dihapuskan sekarang juga. Apa yang harus aku jelaskan nanti, pada keluargaku. Sudah jelas mereka tidak akan menyangka, terutama kedekatan Fero dengan ayah.

Janji untuk saling bersama dengan ikatan yang sudah disepakati, nyatanya sekarang telah sirna oleh kejutan dihari kedatangan. Kalau tidak pulang sekarang, mungkin aku tidak akan tahu tentang pengkhianatan.

“Nay, berhenti!” teriak Fero saat aku ingin membuka pintu keluar.

Aku menghentikan langkahku.

“Aku janji enggak akan selingkuh lagi, berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya” menggenggam erat tangan dengan harapan bisa meluluhkan.

“Kesempatan. Sudah berapa kali aku kasih kesempatan, nyatanya apa yang kamu lakukan. Aku enggak bisa....!" Aku bergegas menghentikan tukang ojek yang tidak sengaja lewat.

Air mataku seketika tumpah, tidak kuasa lagi menahan pilu yang sudah ditahan sejak tadi. Masih belum bisa mengerti tentang apa yang terlihat, walau jiwa seakan ingin berteriak lantang menghilangkan rasa sesak.

Embusan angin berkendara membawa air mata terbang, menerpa wajah dengan cukup kencang. Sebab aku meminta tukang ojek melaju agar cepat sampai rumah.

Selingkuh akan menjadi candu, bagian kebiasaan memberi bahagia. Memang cukup sulit untuk sembuh, Walau waktu terus berputar mengayuh. Kebiasaan terus mengalir derai, di saat raga masih bisa bergerak normal. dan butuh waktu untuk menghilangkan.

Titimangsa : Jawa Timur, 26 Maret 2021

🤩 Nantikan cerpen selanjutnya 🤩

 

lianasari993
lianasari993 lianasari993 merupakan nama pena, kerap kali di panggil Lian. Lahir dan Besar di Jawa Timur. Membaca bagian dari hobi yang tidak bisa ditinggal hingga memutuskan untuk menulis sampai sekarang.

Post a Comment for "Cerita Dibalik Asmara Rahasia Selingkuh Sekedar Coba-coba!"