Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Miss Galak Bikin Jatuh Cinta, Marah saja Terus!

Cerita anak SMA selalu asmara

 



Cerlians - Dua hati telah lama ternanti tempat indah untuk bisa bersama, hanya keegoisan selalu mengombinasi gelora rasa untuk tertahankan cukup lama, akankah cinta bisa segera bersama?

Terik mentari menyinari sekolah dengan samar-samar, tak keseluruhan terhalang pepohonan pada setiap sudut, juga tanaman hijau yang menghiasi setiap tempat. Dedaunan kering mulai gugur oleh terpaan angin, terlepas meninggalkan dahan tanpa pamit.

Lemparkan bola basket keluar dari area lapangan, tepat saat Putra berjalan di sekitar situ. Benar, bola itu mengenai kepalanya, beberapa buku terjatuh dari genggaman tangan. Kini tangan beralih memegang kepala, menahan sakit, namun tak pingsan. Hanya saja kaget!

“Kacamataku ke mana?” mencari, “Jatuh ke mana ya?”

Datanglah Anisa menghampiri Putra yang masih merangkak mencari, “Kalau jatuh pasti ke bawah!”

Anisa mengenakan kaca mata itu, membuat Putra mengangkat dagu melihat Anisa yang berdiri di depannya. “Terima kasih!” mengumpulkan buku

“Kacamatanya!” melihat retakan pada kedua kaca, lalu patah menjadi dua, “Kamu masih bisa lihat?” Anisa mencoba memastikan

“Sedikit kabur!” beranjak

“Ini pasti ulah Rian, benar-benar itu anak selalu bikin masalah, kamu tunggu di sini!”

Anisa menghampiri Rian, “Woy, Rian sini!”

“Apalagi, enggak bosan tiap hari marah ke gue. Salah gue ke lho apa sih?”

“Lihat!” menunjuk Putra, “Kacamatanya patah gara-gara lemparan bola basket, itu pasti ulah lho lagi. Bisa enggak sehari buat hidup tenang!” dengan nada marah-marah

“Gue enggak sengaja!”

“Ganti rugi dan minta maaf sama Putra!”

“Berapa sih harganya kacamata model culun itu! Gue enggak akan minta maaf sama cowok lembek model kayak dia!”

Prakkkk, tamparan keras membuat Rian kaget sekaligus menahan sakit, baru pertama kali ditampar cewek ternyata rasanya sakit juga! Padahal kalau berantem sama cowok tak pernah merasakan seperti ini. Setelah itu, Anisa berjalan menghampiri Putra dan mengajaknya kembali ke kelas.

“Kamu punya kacamata lagi!” tanya Anisa duduk di dekat Putra

“Itu kacamata satu-satunya, maaf gara-gara aku...kamu jadi bertengkar sama Rian”

“Harusnya kamu marah sama dia!” masih sebal dengan sikat Rian yang dari dulu seperti itu

“Sudah, nanti aku beli lagi!”

“Kamu baik banget jadi cowok, aku jadi kagum sama kamu!”

Hanya balasan senyuman dari Putra, datanglah guru untuk memulai pelajaran sejarah. Untung saja hari ini hanya sekedar penjelasan tanpa ada tugas, berbeda dari biasanya. “Anak-anak hari ini tidak ada tugas, tapi minggu depan ada ulangan!” sebelum meninggal kelas

Gosip murahan cepat terdengar

“Ayo ke kantin!” Anisa menghampiri Putra yang masih terdiam sejak tadi, “Kamu kenapa?”

“Mataku kabur, tadi saja tulisan tidak jelas. Sepertinya aku juga enggak ke kantin masih kenyang”

“Tapi perut kamu kok bunyi!” tersenyum mendengar Putra berbohong, Anisa tahu kalau Putra ragu jika kesulitan berjalan tanpa kacamata

“Sudah ayo!” Anisa menggandeng tangan Putra

“Kamu mau apa?” tanya Putra melihat wajah Anisa yang sudah menggandengnya

“Biar kamu bisa jalan, nanti aku arahkan kalau turun tangga, nanti kalau jatuh bikin masalah!” jelas Anisa melihat senyum dari bibir Putra, tanda mengerti

Sepanjang perjalanan Anisa menggandeng tangan Putra, membuat pandangan dan tanda tanya dari beberapa siswa yang melihatnya. “Anisa pacaran sama Putra?” ucap siswa yang melihat

“Aku jadi enggak enak sama kamu, maaf ya!”

“Sudah enggak usah dipikirkan mereka, kita ke kantin saja, kan sudah lapar!”

“Makasih!”

“Kita sudah sampai, kamu pesan apa?”

“Somay dan es teh manis!”

“bentar kamu tunggu di sini!” Anisa berjalan untuk memesan, meninggalkan Putra yang menatap sendok di depan meja

“Masih kabur ya!” tegur Anisa membawa nampan berisi makan dan minum

“Iya, maaf Anisa jadi merepotkan lagi!”

“Santai” Menyerahkan pesanan tadi, “Makanan sudah siap!”

Tidak jauh dari tempat duduk Putra, terdapat geng Rian yang sedang menunggu pesanan. Mereka juga baru datang, seperti biasa selalu menjadikan kantin semakin ramai dengan mulut mereka, meskipun Rian lebih minim berbicara berbeda dari teman-teman yang suka saja nyerocos tak jelas.

“Kata anak-anak, kelas sebelah ada yang baru saja jadian!” jelas Bimo teman Rian, “Iya, gue enggak nyangka ternyata Anisa bisa pacaran sama Putra. Bukannya Anisa itu sulit banget ditaklukkan?” Yang lain hanya menyimak

“Benar itu, cewek gue juga bilang kalau di kelas mereka selalu bareng, apalagi kalau ada tugas rumah!” jelas Dwi yang pacarnya satu kelas dengan Anisa

“Yang benar? Bakal jadi ramai kalau mereka pacaran. Cewek galak pacaran sama cowok culun” mereka tertawa kecuali Rian yang masih sibuk dengan pikirannya

“Akhirnya pesanan datang juga!” ucap Rian melihat kedatangan ibu kantin

Anisa dan Putra meningkatkan kantin, “Langsung ke kelas saja?”

“Iya, biasanya aku baca buku sekarang enggak!” jelas Putra yang tangannya masih digandeng

“Setelah pulang sekolah aku antar kamu beli! Kamu enggak kenapa-kenapa?” tanya Anisa yang melihat Putra kejedot tembok

“Enggak pa-pa kok” mengelus jidatnya

“Lagian tapi aku gandeng malah dilepas, sekarang sakit!” menutup mulut, “Maaf aku jadi tertawain kamu habis lucu sih!”

“Iya.” jawabnya ikut tersenyum

“Awas meja!” melihat Putra mengecilkan matanya sebelum duduk

Selalu saja bikin cemburu

“Mau apa ke sini?” tanya Anisa dengan galak melihat kedatangan Rian menghampiri

“Aku mau ganti rugi kacamatanya! Maaf tadi aku enggak sengaja!” jelas Rian pada Putra

“Iya sudah aku maafkan!”

“Ayo Putra bawa tas kamu!” ucap Anisa yang sudah mengambil tasnya, menggandeng tangan Putra

“Biar gue yang bantu dia jalan!” jelas Rian, membuat Anisa bingung dengan sikapnya, padahal selama ini selalu membuat emosi dan sebal. Anisa tersenyum melihat Rian

Area parkir tak terlalu jauh dari kelas, hanya beberapa menit sudah sampai karena letak tepat di belakang kelas. “Kalian duduk di belakang? Yang benar saja gue bukan sopir kalian!”

“Terus!” ucap Anisa, “Sudahlah jalan saja bikin emosi terus”

“Putra kamu duduk di belakang, biar aku duduk di depan sama cowok resek ini!” jelas Anisa dengan lemah lembut membuat Rian heran, karena selama ini tak pernah mendengar ucapan seperti itu padanya

“Gue heran sama Putra, suara lho lemah lembut giliran sama gue galak banget, harusnya sama gue juga, biar enggak didengar!”

“Enak saja, gue kalau lihat lho bawaannya ingin marah-marah!” Jelas Anisa membuat Rian menyengir kuda

Sampailah di toko kacamata, penjual memilihkan kacamata yang sesuai dengan rabun Putra, selain itu mata juga dicek agar lebih tahu apakah rabut masih tetap atau bertambah. Setelah dirasa sudah ditemukan kacamata yang pas, kami pergi meninggalkan toko.

“Sekarang antar Putra pulang ke rumahnya!” jelas Anisa melihat Putra senang bisa melihat jelas lagi

“Iya Miss galak!”

“Aduh, kalau setir mobil yang benar dong!” mengelus jidatnya, “Sakit tau!”

“Barusan ada kucing lewat, gue remlah!” Jelas Rian melanjutkan menyetir

Setiap perjalanan ada saja yang diributkan, hal tak penting terus menjadi bahan emosi dan perdebatan. Sedangkan Putra memilih diam melihat mereka berdua, seperti sedang melihat film saja.

Sampailah di depan rumah Putra, “Makasih Rian, Anisa sudah mengantar pulang, kalian enggak mampir dulu?” tawar Putra setelah keluar mobil

“Enggak usah, aku pulang ya!” Anisa tersenyum, begitu juga Rian meskipun hanya tipis

“Akhirnya gue jadi tenang!” ucap Rian kembali mengendarai

“Tenang kenapa?”

Melihat sekilas, “Lho enggak gandengan sama Putra!”

“Apa urusannya sama lho?”

“Aku cemburu!” jelas Rian, membuat Anisa seketika melihatnya

“Maksudnya?”

“Sejak awal kita bertemu waktu SMP dulu, aku selalu memperhatikan diam-diam. Dan aku ngerasain berbeda setiap dekat sama kamu, meskipun kamu selalu marah-marah. Terus waktu aku lihat kamu gandengan...aku marah, cemburu, sakit hati. Apalagi Bimo bilang kalau kalian jadian itu jauh lebih sakit!”

“Kalau sudah jadian memangnya kenapa?” pancing Anisa membuat Rian semakin cemburu

“Aku akan berdoa supaya kamu cepat putus!” jelas Rian membuat Anisa bengong mendengar jawaban itu

“Sejak kapan aku, kamu?”

“Sejak aku bilang aku cemburu!” jawaban Rian, menambah senyuman manis dari bibir Anisa

Tiba-tiba Rian memegang tangan Anisa, tak ada penolakan malahan Anisa tersenyum pada Rian. Hati Rian merasa senang baru kali ini Anisa tersenyum padanya, rasanya menenangkan hati. Apa ini momen yang pas untuk Rian mengatakan perasaannya?

“Ini rumah gue, mau mampir?”

“ Boleh!” Berjalan mengikuti Anisa yang lebih dulu, “Orang tua kamu ke mana?”

“Ada urusan bisnis, jadi cuma bibi saja di rumah!” berjalan mengambil minum di dapur

Anisa membawa nampan berisi teh hangat dan kue kering, “Cuma ada ini saja!”

Jangan lepas pelukan

“Makasih!”

“Non Anisa masakannya sudah siap, sekalian pacarnya diajak makan juga!” jelas bibi meninggalkan ruang tamu

“Ternyata aku sudah dianggap pacar kamu, padahal belum jawab pertanyaanku!” ikut berjalan ke ruang makan

“Pertanyaan apa?”

“Kalau aku suka sama kamu!” duduk di depan Anisa

“Oh yang itu!” mengambil nasi untuk Rian tanpa sadar

“Belum pacaran sudah perhatian banget!”

Anisa masih belum sadar, “Aduh kan kebiasaan, lho sih!” selama makan bersama orang tuanya Anisa selalu mengambilkan nasi dan menyiapkan air putih

“Udah makan, jangan banyak bicara!”

Rian mencuri pandang saat sedang makan bersama Anisa, meskipun Anisa tahu. Tatap tak memedulikannya, setelah selesai makan Anisa berjalan ke dapur untuk mencuci piring, Rian masih saja mengikutinya.

Rambut Anisa menghalangi sebagian wajahnya, membuat ribet saat mencuci piring. Tiba-tiba Rian memegang rambutnya, “Ikat rambut kamu mana?”

“Lupa!” selesai mencuci, lalu mengelap tangannya

“Masih saja seperti dulu, suka lupa!” Rian memeluk Anisa dari belakang, seketika Anisa langsung menengok. Kini wajah keduanya saling berdekatan, Anisa merasakan detakan jantung berdebar.

“Kamu merasakannya?” tanya Rian yang tak bisa mengontrol detak jantungnya

Tanpa jawaban

“Jangan lepas pelukan ini sebentar saja, aku ingin merasakan lebih dekat sama kamu, aku nyaman banget saat dekat dengan kamu, Anisa. Aku harap kita bisa berpacaran!” memejamkan mata

Anisa membalikkan badannya, kini keduanya saling berhadapan dan berdekatan. Beberapa kali Rian mengedipkan mata melihat wajah Anisa begitu dekat, tanpa sadar Rian mengecup kening Anisa dengan hangat.

Tersenyum, “Aku juga sayang sama kamu” memeluk dengan bahagia.

Entah perasaan ini ada sejak kapan? Dengan sekejap menyatukan dua hati yang dulu tak disangka akan bisa bersama. Merubah cerita tanpa alur terduga menjadi kisah cinta akan bersemi dengan sedemikian rupa. Apa perasaan itu sudah lama? Atau sengaja tertutup tanpa ada rasa duga? Mungkin, yang terpenting sekarang bisa bersama.

Judul : Miss Galak

Titimangsa : Jawa Timur 29 Juni 2021

lianasari993
lianasari993 lianasari993 merupakan nama pena, kerap kali di panggil Lian. Lahir dan Besar di Jawa Timur. Membaca bagian dari hobi yang tidak bisa ditinggal hingga memutuskan untuk menulis sampai sekarang.

Post a Comment for "Miss Galak Bikin Jatuh Cinta, Marah saja Terus!"