Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Aku Terlalu Mencintaimu Hingga Takut Kamu Pergi Meninggalkanku

Cerita Romantis Bikin Sedih Terbaru



Cerlians - Sering kali tak pernah teringinkan, mengenai kisah cinta di antara kita. Haruskah aku tetap bertahan atau malah memilih untuk menghilang, karena cinta kita sulit disatukan, mengapa bisa ini terjadi?

Kala rasa yang telah lama memutuskan saling mencintai, namun nyatanya sulit untuk dimengerti, aku terus berusaha tetap bertahan. Walau kadang rasa sakit kerap kali datang, mengapa bisa begini, kisah cinta yang harus kita lalui dengan rasa berbeda.

Aku tak bisa merubah takdir kita, lalu kenapa kita berdua semakin mencinta, aku mohon padamu kuatlah hati ini untuk bisa dekat dan selalu bersamamu. Meski semesta tak menginginkan, sesuatu yang menyakitkan pasti kita lewati bersama.

Harus coba dan terus mencoba. Rasa sakit terus terkoyak hingga tak bertepi, menyisakan bekas yang sulit untuk disembuhkan. Lalu ucapanmu terus menguatkan hingga saling mempercayai satu sama lain, maaf bila telah meragukan, tapi mengapa hati ini tak bisa percaya begitu saja.

“Hai, sayang!” teguran itu sontak membuatku terbangun dari lamunan, belum pernah kurasakan sesakit ini, tapi mengapa harus hati yang menjadi korbannya.

“Sayang. Kita pasti bisa melalui bersama, jangan terlalu dipikirkan!” Hito menarik tanganku lalu menggenggamnya bersama senyuman manis selalu terpancar dari wajah tampan itu, namun dirinya begitu tahu penyebab lamunanku.

Keyakinan Kita Berbeda

“Kenapa hubungan kita begitu berat ya?” lirih menahan air mata yang tak kuat lagi dibendung, mengapa mengenai perbendaan selalu menjadi permasalahan dalam hubungan.

“Aku tau. Tapi aku mohon jangan terlalu memikirkannya, aku takut kamu sakit....”

Belum usai berucap langsungku potong, “Sekarang aku sudah sakit. Apa aku terlalu mencintaimu, sedangkan...”

Hito langsung meletakkan jari telunjuk pada bibirku, agar tak melanjutkan pikiran buruk tentang hubungan kita, sebab dirinya juga mengalami hal yang sama. Namun semua dilewati dengan tenang dan tak ingin aku terus merasakan ketakutan.

“Aku enggak mau kamu berpikir yang bukan-bukan, aku sayang sama kamu, please jangan ngomong gitu lagi ya!”

“Tapi...”

“Dea. Aku yakin kita akan tetap bersama....” tampak wajah sedih dari Hito, mengenai perasaan yang sangat tak menentu, rasa takut untuk berpindah sering kali hadir pada dirinya.

“Makasih selalu ada buat aku” tanpa sadar tetesan air mata jatuh tepat pada meja kafe, hanya keheningan yang sedang terasakan, entah mengapa sekeliling tampak sunyi.

Apa mungkin semesta membiarkan kita untuk berbicara, agar tak ada seorangpun mengacau obrolan, yang sama sekali belum tentu akan diarahkan ke mana? Jika memang mengikuti alur cerita, mengapa jiwa sulit sekali untuk terus yakin. Mengenai kisah cinta yang telah diciptakan oleh sang maha cinta.

“Harusnya aku yang bilang gitu ke kamu, makasih!” kembali senyuman itu memberikan semangat baru, bersamaan seorang pelayan kafe meletakkan pesanan.

“Terima kasih” kuucapkan kata yang bisa menggambarkan mengenai cara menghargai kebaikan seseorang, meski itu memang kewajibannya.

“Terima kasih kembali” jawab pelayan wanita itu pergi meninggalkan kita berdua, kini tubuhnya telah hilang oleh cahaya lampu yang tak begitu terang, namun cukup menyenangkan.

“Kita makan dulu, setelah ini kita jalan-jalan sambil melihat senja”

“Iya.”

Sudah kesekian kali kulihat Hito menengadahkan tangan sembari membaca doa, sudah kesekian kali aku juga terluka antara dirinya dan Tuhan-Nya. Yang tak pernah berpikir untuk memisahkan antara seorang hamba dan sang maha pencipta.

Namun aku membuat tanda salib sebelum makan, sebagai ucapan terima kasih atas kemurahan yang telah diberikan Tuhan. Kulemparkan senyuman ketika Hito sekejap melihat doa yang sering kupanjatkan dalam hati. Kita memang berbeda, tapi cinta kita sama.

Betapa indahnya duka kisah cinta kita, terlalu memaksa hingga menciptakan luka, bagaimana kalau tak bisa mempertahankan. Sebab rasa yang telah dimiliki belum bisa memastikan apakah ada cahaya kehidupan mengenai hubungan kita, maaf telah meragukanmu, bukan maksud aku meragukan ikatan cinta bisa tumbuh hingga nanti.

Bunda, Aku Harus Apa?

Kembali aku berlarut dalam lamunan, walau raga tetap menyelesaikan makan, tetapi benak terus saja berpikir. Hingga suara lagu yang selalu kuputar di kamar terdengar begitu tenang. Ingatan mengenai ucapan bunda terus terngiang-ngiang.

“Dea. Ada yang ingin bunda bicarakan!” terlihat seperti wanita cantik tersenyum hangat melihatku merebahkan tubuh usai pulang bekerja, kakinya melangkah mendekati hingga terduduk sudah pada ranjang.

“Ada apa bunda?” beranjak dari rebahan, lalu menyilakan kaki sambil menyenderkan punggung pada kepala ranjang dengan bantuan bantal agar lebih nyaman.

“Sebenarnya bunda sudah lama memikirkan hal ini, tapi bunda masih ragu untuk mengatakannya....”

“Maksud bunda”

“Bunda enggak pernah melarang kamu dekat dengan siapapun terutama Hito. Tapi bunda hanya khawatir mengenai hubungan kalian,...”

“Dea tahu bunda. Ini yang bikin Dea merasa bingung, Dea sayang banget sama Hito tapi apa bisa kita bersama, apalagi keyakinan kita beda...” tertunduk sejak dalam diam, berpikir yang entah di manakah ujung penyelesaian.

“Kamu tahu kan alasan mengapa bunda membicarakan ini, bunda tidak ingin kamu terlalu larut mencintainya, yang bunda takut kelak kamu harus menerima keputusan!”

“Bunda” lirihku meneteskan air mata sembari memeluk tubuh orang paling berharga dalam hidupku, begitu lembut tutur kata dan sikapnya.

“Dea takut kehilangan Hito....” ucapan yang terus-menerus menjadi ketakutan jika kenyataan mengatakan hal menyakitkan, lalu kuhentikan tangisan sejenak melihat foto Hito terdapat di meja.

Sentuhan tangan telah membangunkan lamunan, sejenak kulihat tangan Hito memegang lembut tanganku sambil menampilkan wajah penuh tanya. Lewat tatap mata terlihat sesuatu yang ingin diucapkan, tapi sengaja tertahankan untuk waktu cukup lama.

Dan tak pernah bisa aku berhenti memikirkan, dirinya yang telah memberikan ketulusan hati, ternyata cintanya begitu dalam padaku. Meski telah jelas bahwa hubungan ini belum tentu arah, serasa tubuh terkapar jika mengingat kenangan yang telah dilalui bersama.

“Sayang!”

“Kita jalan-jalan sekarang ya!” pintaku mengenal ketika dirinya ingin bertanya mengenai lamunan yang sedari tadi terus menjadi beban dalam benak.

‘Maafkan aku Hito, bukan inginku meragukanmu!’ sejenak hati berkata dalam tatapan mata, yang tak pernah ingin terucapkan padanya.

Genggaman tangan telah menghilangkan sisa lamunan yang belum usai, Tuhan mengapa cinta kita sulit untuk disatukan? Ada hati yang ingin kumiliki, tapi itu sangat sulit terjadi. Mengapa semua terjadi kepadaku?

“Kita jalani hubungan ini, biar Tuhan yang menentukan!” ucapannya menatap sejenak wajahku sebelum membuka pintu kafe.

Jangan Terlalu Cinta Jika Takut

Hito memilih untuk berjalan ke tempat di mana senja sebentar lagi akan hadir, hanya berjalan 50 meter dari lokasi saat ini. Hingga waktu telah memutuskan untuk menghadirkan sebuah maha karya semesta yang sangat luar biasa, yang tak pernah bisa menggambarkan seberapa indahnya.

“Lihat indahkan senja hari ini?” jelas Hito menatap hamparan jingga terbentang luas tanpa tepi, menampilkan gumpalan awan yang kian mulai mengikuti warnanya.

“Aku suka”

“Kalau sama aku?” Hito tampak cemburu ketika aku lebih lama menatap senja dari pada dirinya, kini pandangan telah beralih menatap wajah sebelah kanan.

“Kalau kamu.... aku cinta” tuturku beralih menatap wajahnya sambil memberikan senyuman manis, lalu Hito membalas dengan senyuman pula. Aku menggandeng tangan Hito sambil menikmati senja, tak lupa menyenderkan kepala pada bahu miliknya.

Rasa tenang, nyaman dan rasa yang sulit terjelaskan mengenai bagaimana aku bisa begitu mencintainya, walaupun kutahu cinta kita belum tentu akan bersama. Akan kuakui telah memulai untuk cinta dan juga terluka oleh kisah cinta.

Judul : Cinta Kita Sulit Disatukan

Penulis : lianasari993

Titimangsa : Malang 25 April 2022


lianasari993
lianasari993 lianasari993 merupakan nama pena, kerap kali di panggil Lian. Lahir dan Besar di Jawa Timur. Membaca bagian dari hobi yang tidak bisa ditinggal hingga memutuskan untuk menulis sampai sekarang.

Post a Comment for "Aku Terlalu Mencintaimu Hingga Takut Kamu Pergi Meninggalkanku"