Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Dulu Aku Kau Campakkan Sekarang Malah Minta Balikan, Dasar Cowok Emang Egois!

Cerpen Romantis Bikin Baper Terbaru

 

Cerlians - Terdengar suara pesan masuk menghentikan aktivitas membaca novel romantis, cukup menyebalkan sebab ini adalah waktu tepat setelah pulang kuliah. Aku meraih ponsel yang tergeletak dekat selimut pada ujung bawah tempat tidur, namun kedipan mata terhenti beberapa menit. Saat tahu mantan kekasihku mengirimkan sebuah pesan singkat, mengenai dirinya yang telah berada di depan rumah.

Aku merasa tidak nyaman jika harus bertemu dengannya, sebab belum bisa move on, setelah satu tahun putus. Walau harus menelan sakit hati setelah tahu Tino pernah menduakan cinta kita yang sudah terjalin lama, mungkin karena tidak satu sekolah menjadikan kita saling terbatas untuk bertemu.

Tapi itu harusnya tidak menjadi masalah, jika Tino bisa menjaga pandangan dan perasaan. Nyatanya semua telah berakhir, lalu kenapa hari ini tiba-tiba datang di saat aku sudah mulai belajar melupakan.

“Tino!”

Menegur ketika membuka pintu luar rumah, tidak menyangka bahwa dirinya tiba-tiba datang setelah lama pergi, lalu buat apa datang di saat hati belum siap untuk bertemu.

“Amanda. Apa kabar?” Ucap Tino ramah, kini dirinya telah turun dari sepeda motor. Berjalan menghampiriku yang belum bisa percaya kalau akan bertemu lagi.

“Aku mau ajak kamu jalan, itupun kalau kamu mau”

“Mau” Mengapa dengan spontan kuucapkan kata itu, harusnya aku menolak namun hati dan bibir berkata berbeda, hingga rasa ragu kini menyelimuti tubuhku. Apa aku masih belum bisa melupakannya?

“Kamu ganti baju dulu, aku tunggu di teras!” jelasnya memberikan senyuman hangat. Senyuman yang selalu menjadi kerinduan hingga candu akan hal itu.

“Aku ganti baju dulu!”

Bergegas masuk ke dalam rumah, sambil menyembunyikan rona merah pada wajah, masih belum menyangka cowok yang selama ini kucintai kini mengajak bertemu. Ada rasa yang dulu pernah menggebu untuk tetap mencintainya, mesti tahu hubungan antara kita telah berakhir satu tahun yang lalu.

Tapi sulit bagiku untuk menghilangkan sisa rasa cinta. Yang bikin jiwa terus-menerus merasakan keindahan, walau semua telah menjadi kenangan. Andai waktu itu Tino tidak dengan cewek lain, mungkin hubungan ini masih tetap bertahan.

Lalu apa maksud dari ajakan barusan? Aku masih belum bisa mencerna pinta darinya, sebab diri ini begitu bingung dengan rasa yang belum jelas penyebabnya. Rasa yang selama sebulan ini telah mereda, tapi semenjak hadirnya barusan cukup melelahkan.

Kafe Kenangan, Penuh Kebahagiaan dan Pengkhianatan

Apa aku masih cinta? Apa aku belum bisa mengikhlaskan kepergiannya dulu? Tapi aku sadar ada cowok lain yang kini berusaha membuatku bisa jatuh cinta padanya. Aku memang masih belum bisa mencintai, tapi aku telah nyaman dengan dia, lalu apa yang harus kulakukan?

“Maaf, nunggu lama ya!”

“Enggak kok, ayo jalan!” ajakan itu terlontar tenang ketika melintasi telinga, bahkan tanpa ragu menggandeng tangan sebelum akhirnya menaiki sepeda motor.

Jangan menanyakan apa yang sekarang tengah kurasakan, sebab detak jantung kian semakin berdebar, saat dirinya mengalungkan kedua tanganku ke pinggangnya. Kenapa baru sekarang Tino datang, padahal aku telah lama menunggunya?

“Amanda, kamu ngelamun?” Tino melihat wajahku dari kaca spion sebelah kiri, menampilkan senyuman tipis yang selalu menjadi alasan kenapa aku selalu tenang setiap dekat dengannya.

“Enggak. Aku masih belum bisa percaya kalau kamu....”

“Maaf, setahun lalu aku pergi meninggalkan kamu, baru sekarang ada kabar. Maaf, aku salah udah menduakan kamu, izinkan aku menebus kesalahanku!”

Menebus kesalahan? Kenapa begitu mudah baginya, bukan aku tidak bisa memaafkan, tapi hati telah sakit atas pengkhianatan. Lalu sekarang Tino dengan mudahnya datang untuk memulai hubungan baru lagi?

“Kamu enggak harus jawab sekarang, aku juga tahu pasti kamu masih belum bisa memaafkanku. Tapi izinkan aku menebus kesalahanku, mungkin itu enggak mudah bagi kamu ....”

Berhentilah di sebuah tempat tongkrongan alias kafe dekat sekolah, di mana kita dulu sering bertemu usai pulang sekolah, namun sejak perpisahan baru kali ini kita menghampiri tempat penuh kenangan. Sekaligus tempat pengkhianatan itu tercipta.

Selama ini aku selalu berusaha untuk menjauhi, namun kenapa Tino mengajak mengulang kembali, bukan kenangan baik yang muncul melainkan kenangan yang tidak pernah ingin diingat lagi. Dan aku yakin hubungan ini tidak akan baik-baik saja, walau harus bersusah payah menyatukan.

“Kenapa harus tempat ini?” begitu sulit menginjak kaki ketika pintu telah dibuka olehnya, seperti ada penolakan yang telah diperintahkan otak untuk menjauh, namun aku masih tetap memaksakan diri untuk masuk.

“Ini tempat di mana banyak kenangan tentang kita”

“Iya, kenangan soal pengkhianatan kalian”

“Amanda. Tolong jangan ungkit masalah itu lagi, semua udah berlalu. Kita ngomong yang lain!”

Mana bisa aku tidak mengungkit permasalahan itu, hampir setiap hari sulit untuk melupakan luka yang sengaja tertorehkan dengan sengaja, hingga aku merasa putus asa. Lalu dengan mudahnya mengatakan untuk melupakan, tidak semudah itu Tino.

“Bentar” langkah terhenti ketika tahu di lantai dua terlihat berbeda dari sebelumnya, seperti sengaja dipersiapkan untuk dua orang, banyak hiasan bahkan meja telah di dekorasi lilin.

“Ini maksudnya apa?”

“Aku ingin kita mulai kembali hubungan kita yang dulu pernah renggang, aku harap kamu mau menerima aku lagi!”

“Tino”

“Kita obrolkan sambil duduk” menarik kursi kayu untukku, lalu dirinya duduk di depan memberikan senyuman penuh keyakinan.

“Ak....” belum usai berkata Tino lebih dulu menghentikan ucapanku dengan meraih tangan sambil menggenggam erat.

“Aku masih sayang sama kamu. Aku pikir yang selama ini akan menjadi yang terbaik untukku, Yuki. Tapi aku salah besar, kamu yang terbaik untukku!”

“Ha...”

Cincin Tunangan, Maaf Aku Tak Menginginkannya Lagi!

Diambil sesuatu dari dalam saku jaket, lalu terlihat sebuah benda berwarna merah bulat, diperlihatkan cincin yang telah menarik perhatian mataku untuk melihat lebih lama. Mulut terasa terbungkam, apa Tino akan mengajak hubungan lebih serius lagi?

“Gimana kamu suka?”

“Aku suka, suka banget. Cincin yang pernah aku lihat waktu kita jalan berdua, ternyata sekarang ada di kamu”

Saat Tino ingin mengenakan, langsung kutarik tanganku darinya, “Aku emang pengen banget pakai cincin itu, tapi bukan dari kamu”

“Kenapa?”

Datanglah seorang cowok yang kini berdiri tidak jauh dari punggungnya, “Karena Amanda udah jadi pacar gue!”

“Hai” tegurku melihat kedatangan kekasih yang kini telah berada di sampingku, Mungkin aku belum bisa mencintainya, tapi aku akan belajar untuk membalas cintanya.

Maafkan aku yang belum bisa mencintai kembali, walau selama dua bulan dekat tapi rasa cinta itu belum hadir, tapi percayalah padaku. Jika nanti rasa itu akan tumbuh dengan sendirinya, dan ada baiknya Fajri tidak tahu itu.

“Iya, kita pacaran. Bulan depan kita akan tunangan, jadi aku minta maaf enggak bisa terima kamu lagi” jawabku sambil tersenyum puas, sebab inilah pilihanku.

“Tapi, Amanda. Aku kan masih sayang sama kamu, aku tahu kamu juga masih sayang sama aku!”

“Itu dulu sekarang udah enggak. Aku enggak akan mengulangi kesalahan yang sama, kalau aku balikan sama saja aku buat diriku terluka dua kali, aku enggak mau itu terjadi”

Aku menggandeng tangan Fajri pergi meninggalkan Tino yang terlihat masih belum terima dengan keputusan barusan, mungkin waktu aku berpacaran dengannya terlihat bucin, nyatanya itu sekarang telah hilang.

“Bulan depan tunangan?” Fajri kembali menanyakan ucapanku tadi, belum bisa percaya kalau aku telah memutuskan untuk menerima dirinya.

“Iya bulan depan, kamu enggak mau?”

“Mau. Makasih ya!” kecupan hangat mendarat pada pucuk kepala, “Aku akan persiapan semuanya”

Aku membalas senyuman, “Makasih, kamu udah mau beri aku kesempatan, aku akan belajar mencintaimu!”

“Iya” mengeluarkan kepalaku dengan gemas, terlihat rona merah kini tergambar pada wajahnya.

Alasan mengapa aku memilih untuk memberi kesempatan Fajri, sebab dirinya telah bersusah payah meyakinkan mengenai ketulusan cinta, walau tahu aku belum bisa membalas cintanya. Tapi keyakinan akan cinta membuat aku memutuskan untuk menjalin hubungan lebih serius.

Judul : Cinta Lama

Penulis : lianasari993

Titimangsa: Malang 7 Mei 2022

lianasari993
lianasari993 lianasari993 merupakan nama pena, kerap kali di panggil Lian. Lahir dan Besar di Jawa Timur. Membaca bagian dari hobi yang tidak bisa ditinggal hingga memutuskan untuk menulis sampai sekarang.

Post a Comment for "Dulu Aku Kau Campakkan Sekarang Malah Minta Balikan, Dasar Cowok Emang Egois!"