Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Harusnya Aku Sadar Sejak Awal, Kalau Kamu Tidak Pernah Menyukaiku, Sekarang Aku Sakit Sendirian!

Cerpen Sedih Bikin Ikutan Nangis Terbaru

 

Cerlians - Bagai perumpamaan mengenai kisah cinta, di mana aku bisa bertahan lama pada suatu harapan yang belum pernah pasti dapat termiliki. Lalu dari sekian impian kuciptakan khayalan bagaimana aku bisa bahagia setiap kali bersama, walau kutahu itu bukanlah kenyataan, sebab hingga saat ini belum juga tersampaikan.

Dari sekian lama menatap wajah cukup jauh, mengenai posisi yang tidak pernah bisa digapai dengan mudah, kala aku putuskan untuk tetap bertahan dalam cinta sendirian. Meski dalam benak sering berkata atau hanya terselip pertanyaan yang tidak pernah keluar dari bibir, namun sangat menyakitkan jika harus tersimpan sendiri.

Andai saja dia tahu mengenai hal ini, sudah pasti aku tidak akan lama sendiri. Perasaan masih saja tersimpan sendiri dalam kurun waktu lama, masih dengan seribu keyakinan andai dia tahu atau andai kita bisa bersama. Entah sampai kapan andai bisa berganti kata menjadi akan selalu bersama atau akan selalu memiliki rasa yang sama.

Jadi perempuan memang tidak enak, kalau suka sama laki-laki harus menelan sendiri, padahal rasa cinta telah lama ingin berlabuh pada tempat yang telah diharapkan. Aku harus bagaimana?

Ingin rasanya cepat mengungkapkan tapi takut kalau dia tidak memiliki perasaan atau malah menjauh, sudah jauh malah makin menjauh. Bikin repot, karena sejak dulu aku hanya berani melihat dari kejauhan, lebih tepatnya sadar dirilah.

Dia adalah laki-laki dengan ketampanan harapan perempuan-perempuan satu sekolah, terkenal pandai dan banyak sekali sisi positif. Sedangkan diriku hanya sekedar ada dari sekian banyak perempuan yang mengharapkan cinta, lucu bukan!

Dan beruntungnya, aku memiliki kesempatan jauh lebih banyak bisa melihat dia. Benar, aku satu kelas dan satu kelompok kalau ada tugas bersama. Kalau dipikir-pikir itu keberuntungan atau malah sakit hati berturut-turut? Apalagi hingga saat ini belum ada yang tahu siapa perempuan yang berhasil memilikinya.

Aku selalu berharap bisa menjadi perempuan itu, tidak masalah kan sedikit khayalan sebagai penyemangat. Apa mungkin memang ada rencana lain yang tidak diketahui kaum perempuan satu sekolah, tentang siapa perempuan dia. Lihat diriku ini dengan banyak cara untuk terlihat biasa saja, namun memalingkan wajah cukup membantu.

“Tia....!” ucap Ifan sambil menarik buku tugas yang telah kukerjakan, “Woy...TIA!”

“Bengong terus, kenapa Lo?” kembali menegur, namun buku telah berada di tangannya untuk menyalin jawaban pada buku miliknya sendiri.

“Enggak” jawabku memutar bola mata, lalu berakhir melihat buku pada meja. Sebab Adam sedari tadi terdiam mengerjakan tugas tepat di depanku hanya terhalang meja.

“Lo kenapa? Sakit?” sambil menyalin Ifan tetap berbicara, “Mau gue antar ke UKS?”

“Enggak, gue enggak sakit!”

“Lo mau ke mana?” Ifan kini melihatku beranjak dari tempat duduk, menghentikan aktivitas menulis sejenak sembari memfokuskan mata melihat wajahku.

“Toilet”

 “Buruan balik, gue enggak mau presentasi di depan”

“Iya.”

Embusan nafas panjang berguna untuk meredakan rasa kurang nyaman sejak tadi, akhirnya aku bisa terselamatkan dari rasa canggung terus di dekatnya. Ini bukan pertama kalinya, sebab sejak diputuskan satu kelas memang menjadi satu kelompok juga dalam berbagai macam tugas yang biasanya berisi empat orang sesuai urutan nama.

Haruskah Aku Sadar Diri, Sebab Dia Banyak Yang Menyukai!

Mengapa aku tidak bisa menjauh dari angan tentang dia, apa karena aku terlalu cinta dia. Tapi aku tidak pernah bisa memiliki dia, walau sering kali ada rasa lelah mengenai perasaan, namun apalah daya jika aku sudah lama berharap bisa dengannya. Sangat sulit jika ingin menjauh karena takut terluka, walau nyatanya telah terluka sejak awal mencintai dia.

Bahkan saat langkah kaki melewati setiap lorong kelas hadirku hanya dianggap angin lalu, apa karena wajah kurang cantik? Mungkin bisa dibilang begitu, laki-laki lain saja kurang tertarik apalagi Adam!

Itulah pendapat yang menyatakan perasaan, juga pendapat untuk segera sadar diri lebih tepatnya. Tapi kalau dipikir-pikir, bagaimana kisah drama cinta begitu indah sekali, meski kenyataan tidaklah mungkin terjadi. Beginilah diriku terlalu berharap cinta seperti film romantis sering kutonton.

Lucu bukan. Kadang aku juga tertawa dengan kisah cintaku sendiri, bagaimana bisa timbul harapan bisa memiliki pacar laki-laki paling idaman di sekolah. Apa aku bagian dari korban cinta tidak tersampaikan atau sulit memiliki perasaan orang, sampai-sampai berkhayal yang bukan-bukan?

Bahkan di dalam kamar mandi pun, beberapa perempuan membicarakan tentang Adam, jelas mereka itu geng perempuan cantik. Yang sekarang kulakukan hanya berdiam diri di dalam WC sambil mendengarkan obrolan mereka, mau keluar ada keraguan jika harus berpapasan dengan mereka. Ya sudahlah, cara paling tepat menunggu mereka segera pergi.

“Gue kemarin pas pulang dari mall ketemu sama Adam...”

“Terus Lo gimana?”

“Gue sapa dia, cuma dia malah lihat gue langsung pergi... enggak ada senyum mukanya tetap datar, tapi bagi gue dia itu ganteng pakek banget”

“Gue juga heran kenapa enggak ada cewek yang bisa dapatkan hati dia, bahkan gue juga sering ajak ngobrol malah dicueki. Untung ganteng kalau jelek sudah gue gampar itu cowok...”

“Lah gue malah kemarin hampir jatuh terus dia langsung pegang tangan gue” terdengar suara teriakan dari salah satu mereka, “Jantung gue langsung deg-degan. Sumpah itu cowok kalau di lihat dari dekat tambah ganteng, wangi lagi...”

“Lo sengaja jatuh di depan dia?”

“Enggaklah, ceritanya gini. Pas gue lagi jalan dekat selokan depan ruang guru, ada gerombolan cewek-cewek lari-lari terus nyerempet gue hampir jatuh, dengan sigap Adam langsung pegang gue....”

“Cewek-cewek lain yang lihat pada iri sama gue, gara-gara itu gue kepikiran terus sampai sulit tidur”

“Harusnya gue yang diposisi itu, kenapa harus Lo sih, sebel gue....”

“Rezeki anak baik itu namanya...!”

“Gue juga baik, kenapa enggak dapat momen kayak gitu”

“Dari kalian-kalian cuma gue-lah yang paling baik”

“Halah. Balik yuk nanti kena marah lagi, pegel telinga gue terus diomeli sama guru satu itu, tahu sendiri kalau sudah nyerocos kayak petasan tahun baru. Rame betulll...”

Suara bel istirahat terdengar, membuat mereka yang telah meninggalkan jas pelajaran bergegas kembali. Tanpa mereka sadari kalau guru yang dimaksud adalah wali kelasku, memang yang dikatakan mereka benar namun mereka tidak tahu maksud kenapa suka ngomel. Sebab guru tersebut sangat perhatian dan tidak ingin murid-murid menyepelekan pelajaran apapun.

Kau Lukai Hatiku Dengan Ucapanmu, Aku Putuskan Akan Menjauh Mulai Sekarang!

Kini kelas tampak sepi dari sebelumnya, hanya tersisa Ifan dan Adam sedang berbicara, hingga membuat langkah kakiku terhenti dalam sekejap. Mengenai obrolan cukup mengambil alih perhatian, apalagi tiba-tiba namaku disebut.

“Dam, Lo suka enggak sama Tia?”

“Ha? Mana mungkin gue suka sama dia, ya enggaklah. Lo kan tahu selera gue kayak apa?”

“Kalau gue perhatiin sebenarnya Tia itu ada rasa deh sama Lo, diakan enggak pernah berani lihat mata Lo, apalagi pas satu kelompok dia lebih suka nunduk lihat buku terus!” jelas Ifan membuat Adam mulai memikirkan apa yang selama ini telah terjadi.

“Bukannya semua cewek-cewek kayak gitu kalau ada gue. Ya mungkin karena gue ganteng banyak yang suka, lagi pula menurut gue Tia itu biasa saja, enggak cantik, mana mau gue sama dia!” dengan ringan ucapan itu keluar dari mulut Adam bersamaan suara tawa kecil mengiringi obrolan.

“Keterlaluan Lo!”

Kenapa ini sangat menyakitkan, saat ucapan itu begitu terang-terangan menyatakan bahwa dia tidak memiliki perasaan padaku, namun yang membuat sakit hati saat mengatakan kalau dia tidak menyukai tersebab kurang cantik. Memang ucapannya benar, tapi mana ada perempuan yang tidak kecewa mendengar kata-kata itu.

Harapan, perasaan, khayalan seketika pudar dalam waktu sebentar. Senyuman tipis terlihat pada wajahku sebagai tanda untuk segera mundur dan melupakan mengenai kisah cinta, sebab luka hati baru saja terjadi sebab mendengar jawaban. Lalu kuputuskan untuk urung memasuki kelas dan pergi untuk menghibur diri, di mana keheningan kini sangat kubutuhkan.

Judul: Aku Sadar Diri

Penulis : lianasari993

Titimangsa : Malang 14 Juli 2022

lianasari993
lianasari993 lianasari993 merupakan nama pena, kerap kali di panggil Lian. Lahir dan Besar di Jawa Timur. Membaca bagian dari hobi yang tidak bisa ditinggal hingga memutuskan untuk menulis sampai sekarang.

Post a Comment for "Harusnya Aku Sadar Sejak Awal, Kalau Kamu Tidak Pernah Menyukaiku, Sekarang Aku Sakit Sendirian!"