Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Pilih Sahabat atau Cinta? Itu sangat membingungkan!

 Kumpulan Cerita Pendek Terbaru Lianasari 



Cerlians - Sebuah rasa cinta tersekat dalam jarak persahabatan menjadi penghalang untuk lebih dari sekedar sahabat, saling mencintai dalam diam demi terus bersama tanpa ikatan. Tapi hati tak bisa dibohongi akan cinta telah tumbuh lama terbiarkan begitu saja.


Kita saling mencintai dan tak ingin terpisahkan dalam ikatan pacaran, demi kebaikan rela saling membungkam dalam kesedihan. Saling mengharap lebih namun ragu menjadi alasan untuk memilih saling mencintai dalam mimpi.

“Bangun....” dengan cepat menggoyangkan bahu hingga Tiara terbangun dalam tidur nyenyaknya, tak hanya itu yang dilakukan Riko untuk membangun sahabat kecilnya ini

Ditariknya selimut membalut tubuh mungil Tiara dengan panggilan mengesalkan. “Kalo enggak bangun mau aku guyur pakek air!”

“Berisik” bentar Tiara tak menghiraukan ancaman itu

Tanpa ampun air minum di meja telah tertumpah membasahi wajah, “Riko......” teriak Tiara marah langsung beranjak dari tidurnya
Dilemparnya bantal mengenai muka Riko, “Rasakan..!” merasa puas

“Buruan mandi!” Riko berjalan menghampiri Tiara lalu mengangkatnya masuk ke dalam kamar mandi

Tiara tak bisa terlepas dari pegangan Riko yang amat kuat, tubuh mungil ini terasa ringan baginya. Tanpa kesusahan memasukkan dalam bak mandi, diambilnya shower membasahi Tiara. Lalu keluar kamar mandi membiarkan Tiara di dalam.

Dengan cara itulah Tiara akan menurut untuk mandi pagi, apalagi saat hari libur pasti selalu memilih bangun siang dan tak langsung mandi. Berbeda jauh dari Riko yang selalu bangun pagi dan siap segala hal, bertolak belakang bukan!

Dibukanya jendela bergaya kupu-kupu putih dengan balutan gorden senada bergambar bunga, bergantian udara keluar masuk kamar berukuran sedang nuansa putih tertata rapi susunan buku menjadi pemandangan manis dalam dekorasi kamar.

Tiga puluh menit sudah dalam kamar mandi tanpa suara air mengalir terdengar, dipukulnya pintu dengan keras milik Riko. “Tidur ya?” memastikan kebiasaannya tertidur di kamar mandi

“Bangun buruan...!” Teriak Riko membangun tidur pulas Tiara tubuh masih basah semprotan shower tadi

“Apaan sih ganggu aja orang tidur” jawab Tiara dengan nada malas

“Kalo enggak keluar aku dobrak pintunya!” teriak Riko membuat Tiara seketika mandi

“Gitu dong, buruan” ada rasa tersendiri saat Riko selalu ada di dekat Tiara, rasa cinta lebih dari segalanya. 

Meskipun sering bertengkar rindu hadir sebagai obat dalam setiap kegiatan
Mungkin sulit jika ada dalam posisi ini, sulit kehilangan akan kebersamaan sebagai seorang sahabat, jika bibir ini mengucapkan kata cinta menjadi sepasang kekasih. Hati ini telah lama tersiapkan rapi untuk hati singgah sebagai pemilik abadi, hati kosong tanpa berpenghuni sekian lama dalam mimpi.

“Bengong aja” bentak Tiara membangunkan lamunan menatap susunan buku miliknya
“Bisa enggak sih enggak ngagetin kebiasaan amat sih!” melirik gadis cantik cinta dalam diam penuh penjagaan

Lentik bulu mata tebal menghiasi mata bulat miliknya, sentuhan senyuman manis terlihat gigi gingsul bersemayam dalam tatanan rapi. Rambut panjang berurai lepas hitam pekat tercium segar.

Sifat manja menguasai rasa cinta akan dirinya, entahlah mengapa sifatnya menjadi pesona akan rasa yang selalu ada dalam hati Riko. Kadang kala sifat manjanya berubah tegas dalam sekejap tanpa aba-aba sebagai petunjuk dewasa akan hadir dalam dirinya.

“Liat lipstik aku enggak?” tanya Tiara mencari di meja make up nya, tak kunjung bertemu juga
Riko berjalan menuju meja, terlihat jelas lipstik itu di samping laci bedak. “Sebesar ini enggak kelihatan?” menyerahkan listrik yang diambilnya itu

Tiara hanya cengengesan melihat Riko menggelengkan kepala, “Oh iya, kamu kok tahu padahal yang dekat aku!”

“Kebanyakan bicara sih, makanya cari dulu sebelum mulut bersuara” tegas Riko kembali duduk di ranjang berantakan itu

“Oke kita berangkat!”

“Beresin kamar dulu baru berangkat!” perintah Riko melihat Tiara berjalan keluar

Bibir langsung manyun dibuatnya. “Bantuin!” jurus rayuan maut dimulai

Menghembuskan nafas, “Kebiasaan, aku pegang bantal sama guling kamu yang ngerapiin tempat tidurnya!” jelas Riko mengambil

“Bisa dibalik tugasnya?”. “Enggak!” tegas Riko membuat Tiara pasrah

Taman kota...

Cahaya matahari mulai berjalan menghampiri arah atas menyinari seluruh tempat tanpa penghalang, dedaunan hijau tumbuh subur menjuntai lebat lepas bebas menjadi peneduh kala panas menyapa timbul kehangatan.
Taman kota ramai dengan kesibukan masing-masing, langkah kaki terus terdengar tanpa henti, rumput liar dan tanaman menghiasi bergoyang terembus angin sayuh.

“Ganteng banget” ucap dua cewek terpesona akan ketampanan Riko. 

Embusan angin menerpa bebas rambut lurus milik Riko, membuat cewek itu berhenti dalam langkanya

Tiara dibuatnya menahan tawa, melihat ekspresi dua cewek yang tengah berdiri di depannya. “Kalo mau bawa aja!” canda Tiara pada dua cewek itu

“Mau minta nomornya aku kasih?” tawar Tiara lagi

Riko melirik “Liriknya itu, bikin ragu!” ucap salah satu cewek itu

“Dia memang suka melirik, tapi anaknya baik kok. Jadi apa kagak nomornya?”

Riko menepuk jidatnya melihat Tiara mengobrol dengan cewek tak dikenal.

“ini!” memberikan ponselnya pada Tiara. Tanpa persetujuan, nomor telah tertulis di ponsel itu

“Namanya Riko” memberikan ponsel itu kembali

“Terima kasih” dua cewek itu berlalu
Tiara tertawa puas melihat sahabat hanya pasrah tanpa ekspresi. Riko masih melirik melihat Tiara tertawa lepas dilihat beberapa orang di taman.

Tiba-tiba Riko melotot kesal, “Tiara....”

“Apa” jawabnya tanpa dosa

“Kamu...” sebelum selesai bicara langsung dipotong. “Tarik nafas dulu biar enggak gampang stres!” canda Tiara memberi arahan
Riko mengepal tangannya untuk meredakan emosi yang mulai memuncak ke ubun-ubun kepala. “Tiara yang baik dan bikin kesal banget” ucapnya dengan nada gemas

“Kok tahu sih, pintar enggak aku tadi?”

“Pintar banget , enggak ada yang bisa kalahi. Sampek beraninya kasih nomor aku” mengacak-acak rambut Tiara tanpa arah

“Aduh berantakan tahu!” merapikan rambut berantakannya

“Lagian kamu bikin kesal banget sih” ucap Riko teriak lepas walaupun sebenarnya tak marah soal tadi melainkan gemas melihat sahabat yang suka bikin kesel dan ketawa

“Bisa aja setelah kejadian tadi kamu bisa jadian sama dia!”

“Kamu tahu kan!, kalo aku sayangnya sama kamu!” tegas Riko membuat Tiara berubah sifatnya

Tersenyum, “Aku tahu, kamu suka sama aku. Tapi aku enggak ingin kehilangan persahabatan kita, aku takut kalo kita jadian tak seperti waktu kita bersahabat. Kamu mengertikan maksudnya?”

“Aku amat sangat mengerti, Ra!. Kita saling tahu tentang perasaan masing-masing hingga takut untuk terpisahkan, yang perlu kamu ingat aku akan selalu menunggu hingga kamu mau!” menenangkan hatinya

“Gue sayang sama kamu, jangan tinggalkan aku ya!” Tiara menyenderkan kepalanya di bahu Riko
“Iya, kita akan selalu bersahabat dan semoga nanti bisa lebih dari ini”

Memang sulit dalam situasi terjebak hubungan persahabatan rasa saling mencintai harus tersimpan dalam hati demi kebaikan satu sama lain. Meski hati berkata lain dan ingin lebih dari sekedar sahabat.

Saling mencintai namun tak bisa bersatu, selalu bersama hampir setiap hari tetap tak ada ikatan pacaran. Begitu sulit menjalani hubungan persahabatan. Akan menunggu hingga nanti sebagai ikatan lebih dari persahabatan.

Judul : Terlalu Menepi

Penulis : lianasari993
Titimangsa : Jawa Timur, 23 Maret 2021

🤩Nantikan cerpen selanjutnya 🤩

lianasari993
lianasari993 lianasari993 merupakan nama pena, kerap kali di panggil Lian. Lahir dan Besar di Jawa Timur. Membaca bagian dari hobi yang tidak bisa ditinggal hingga memutuskan untuk menulis sampai sekarang.

1 comment for "Pilih Sahabat atau Cinta? Itu sangat membingungkan! "

  1. Persahabatan itu ceritanya memang sangat indah 🤩

    ReplyDelete